JAMAN KEKHALIFAHAN
Pengganti fungsi Nabi setelah wafat sebagai
: Pemimpin Agama Islam , Kepala Negara, Pemimpin Pemerintahan,
Perencana perekonomian, dan Panglima Perang disebut Khalifah. Yang
keseluruhanya terdapat orang Khalifah, yaitu :
1. Khalifah Abu Bakar, 632 - 634 M
2. Khalifah Umar, 634 – 644 M
3. Khalifah Utsman, 644 – 656 M
4. Khalifah Ali, 656 -661 M
KhalifahAbu Bakar
Beliau
mendapat sebutan abu bakar as – Siddik, yang artinya orang yang jujur.
Abu bakar juga disebut Amirul- Mu’minin, artinya panglima dari
orang-orang yang percaya atau sisebut juga Imam, berarti Pemuka.
Berdasar
kan ajaran Islam bahwa dunia ini terdiri dari : Dar- Al Islam = Daerah
yang penduduknya sudah memeluk Islam, dan Dar Al Harb = Daerah perang
yang selekas mungkin harus ditahlukkan dan harus memeluk islam.
Jasa-jasa khalifah Abu Bakar :632 – 634 M
Dalam bidang kedunuawian :
1.
Menaklukkan kembali suku bangsa Arab-Badui yang telah berpaling dari
islam setelah nabi wafat. Dengan penaklukan itu, Negara islam yang
didirikan oleh nabi trhindar dari keruntuhan.
2. Peletak dasar politik perluasan daerah Islam, yang kemudian dilanjutkan oleh khalif-khalif sesudah Abu Bakar.
Dalam bidang Agama :
1.
Membasmi para Nabi Palsu, seperti : Mussaillama dan Tulaiha yang ingin
mendirikan negara islam, dan merupakan bahaya besar bagi orang –orang
islam. Dengan pembasmian itu maka agama islam terhindar dari perpecahan.
2.
Atas perintah Abu Bakar untuk pertama kalinya dimulai pengumpulan
ayat-ayat suci Al-qur’an unntuk dijadikan sebuah buku/kitab.
Pada tahun 634 Abu Bakar jatuh Sakit, tetapi sebelum meninggal dunia beliau menunjuk umar, orang “kuat” sebagai penggantinya.
Khalifah Umar : 634 -644 M
Dibawah
kekuasaan Khalif Umar kekuasaan islam selalu berkembang, beliau
berhasil menalukkan syria dan sebagian Persia. Atas perintah beliau
didirikan kota Fustat (Cairo). Sesudah 10 tahun khalifah Umar memegang
pimpinan, pada tahun 644 dimasjid Medinah ia ditikam oleh seorang budak
yang berasal dari persia bernama : Rahman Abu Auf. Sebelum meninggal
beliau membentuk panitia pemilih khalifah baru yang diantaranya Ali dan
Utsman.
Khalifah Utsman : 644- 656 M
Dalam waktu 3
hari maka maka diantara 7 orang telah berhasil memilih Utsman sebagai
Khalif. Beliau seorang yang saleh dari keluarga kaya keturunan bani
Umayah. Tidak lama kenudian banyak orang yang tidak senang dengan
kepemimpinanya, akibat fitnah. Utsman dituduh mementingkan Anggota
keluarganya dalam kedudukan pemerintahanya yang ahirnya timbul
pemberontakan dimana-mana, antara lain Mesir, di bawah pimpinan Muhammad
Abu Bakar.
Sementara itu Utsman mengumpulkan wali-walinya antara
lain gubernur Syria yaitu Mu’awiyah ibnu Abu Sufyan. Tetapi ahirnya kaum
pemberontak berhasil masuk ke Madinah dan membunuh Utsman yang sedang
membaca Al-Qur’an, yakni pada tgl 17 juni 656 M, sehingga Qur’an yang
sedang dibaca kena darah.
Khalifah Ali : 656 – 661 M
Didalam
kekacacauan ketika Utsman terbunuh itu, Ali menantu Nabi muhammad
berhasil membinasakan pemberontak-pemberontak dan kemudian diangkatlah
ia sebagai Khalifah. Karena ragu-ragu untuk diam dinegri arab yang
selalu bergolak, ia memindahkan kekhalifahan ke Kufa (Irak).
Sebagian
diantara mereka menyetujui Ali sebagai khalif, sedang lainya memilih
Mu’awiyah Ibnu Sufyan, yakni seorang keluarga dari utsman yang sedang
menjabat gubernur di Syria untuk menjadi khalif.Dari sejak itu timbullah
perang saudara diantara orang-orang Islam.Sehingga berakibat
terbunuhnya khalifah ali oleh pengikutnya sendiri yang bernama Mu’awiyah
Ibnu Muldjam ketika sedang bersembahyang subuh di masjid Jami’ di Irak.
Empat
orang khalifah pertama yaitu :Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali disebut :
Al- Chulafaar-Rasyidun, yaitu khalif-khalif yang melalui jalan yang
benar dan segala tindakanya selalu berunding dengan sahabat-sahabat nabi
yang terkemuka. Mereka merupakan tauladan untuk waktu-waktu kemudian.
Setelah Al- Chulafaar-Rasidin berahir pengganti kekhalifahan adalah:
-Khalifah Keluarga Umaiyah : 661 -750 M
-Khalifah Keluarga Abbasiyah : 750 – 1258 M
-Khalifah Cordoba :929 – 1031 M
Jaman keemasan kolifah Abbasiyah terjadi pada pmrthnHarun Al Rasyid : 786 – 809.
Berbagai
kitab jaman kuno dari bahasa-bahasa Persi, Ibrani dan khususnya Yunani
disalin dalam bahasa Arab dan tersebar di seluruh wilayah negara yang
sangat luas.
Pada jaman ini lahir sastrawan-sastrawan terkenal,
filosof-filosof termashur dan ahli-ahli seni budaya, seperti : Ibnu Sina
yang oleh orang Eropa disebut Avicena, Ia ahli dalam ilmu kedokteran,
Ibnu Roshid seorang filosof dan ahli ilmu agama, al Kindi seorang
sejarahwan Islam dan Omar Khayam seorang pujangga termashur.
1.
Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, yang didunuia barat lebih dikenal
dengan sebutan Avicenna, banyak mempelajari filsafat buah karaya
aristoteles. Seabagai seorang tabib avecenna membuat sebuah
Ensiklopedia ketabiban yang diberi judul Materia Medica, memuat lebih
kurang 760 macam resep obat-obatan yang selanjutnya dijadikan dasar Ilmu
ketabiban di Eropa dalam waktu yang cukup lama.
2. Al Kindi, adalah seorang yang banyak menulis tentang berbagai ilmu pengetahuan terutama ajaran-ajaran Plato.
3.
Ibnu Rasyid, adalah seorang penerus filsafat Aristoteles. Ia berusaha
mengembalikan ajaran Aristoteles yang lebih murni, lebih berdasar ilmu
pengetahuan
dan lebih rasional. Berdasarkan hasil karya kedua tokoh
inilah ajaran Aristoteles kemudian dipelajarai di Universitas dan
Perancis.
Ahli di Bidang Seni Sastera Islam
Dunia Islam
tidak kekurangan ahli syair yang kenamaan di seluruh dunia. Dari antara
mereka dapatlah dikemukakan nama-nama sebagai berikut :
1. Maulana
Jalal Al-Din Rumi ( 1207 – 1273 ), seorang ahli tasawuf dan penyair
Islam, yang dapat dibaca dalam bukunya yang bernama “Masnawi”.
Dewasa
ini tiap-tiap Muslim yang hidup dalam semangat Islam tentu mengetahui
cerita-cerita yang tertera dalam “ Masnawi” itu. Misalnya ceritera
“Umar
dan Duta Besar Romawi” Sajak-sajaknya bertujuan untuk meniggalkan
kesusilaan umat manusia dan memberi kepuasan batin kepada orang-orang
yang membacanya, sehingga buku “Masnawi” itu tersebar keseluruh dunia
lewat terjeamahan kedalam berpuluh-puluh bahasa asing. “Masnawi” itu
adalah seakan-akan sebuah lautan yang luas sekali, yang memberikan
jawaban kepada setiap orang, siapa saja, dari berbagai kecakapan.
Pandangan-pandangannya melukiskan anggapan-anggapan dari setiap suku
bangsa. Jiwanya adalah bebas, benci kepada ikatan-ikatan, cintanya
kepada Kebenaran (Tuhan) memberi bimbingan kepada setiap orang.
2.
Muhammad Iqbal ( 1873- 1938 ), penyair Islam dari Pakistan. Bukunya
yang termashur ialah Djawed Nama, yang ditulisnya karena terpengaruh
oleh
Bukunya Rumi , Masnawi tersebut. Dalam Djawed Nama Iqbal
“Menjelajah” langit bersama-sama dengan “Rumi” dan bercakap-cakap
dengan
Para arwah dari orang-orang suci yang telah meninggal dunia.
Dengan demikian berkat bantuan Rumi, mengertilah Iqbal akan rahasia
ciptaan Tuhan.
Sajak-sajak Iqbal dalam bukunya itu penuh mengandung
tamsil dan makna yang hendak membangkitkan dunia timur dari gelap ke
arah terang bendarang.
3. Firdausi (920-1020), penyair Persi yang
terbesar. Dalam buku karangannya yang bernama Shah Nameh, ( Buku
Raja-raja) terdiri dari 60.000 sajak,
Beliau melukiskan patriotisme
dan kejayaan bangsa Persi, walaupun ditindas dan hampir dihancurkan oleh
tentara Arab yang menyerbu ke negeri itu.
Demikianlah Shah Nameh itu
tidak saja merupakan suatu epic yang sempurna bentuk sajaknya, tetapi
juga merupakan suatu lambang patriotisme bangsa Persi dan lambang
kebencian bangsa Persi terhadap penjajahan orang asing atas negerinya.
4.
Omar Khayyan (meninggal dunia 1124), seorang ahli filosof bangsa Persi
yang menuliskan filsafatnya itu dalam bentuk-bentuk quatrain. Bukunya
yang
Bernama Rubaiyat, penuh dengan sajak-sajak yang indah. Etika
(kesusilaan) yang diajarkanya didasarkan pada doktrin cinta kepada
Tuhan. Beliau menganggap cinta kepada Tuhan itu sebagai nilai tertinggi
dari semua nilai-nilai kehidupan, bahkan cinta kepada Tuhan itu adalah
prinsip ari segala tindakan manusia. Hanya itu sajalah yang menentukan
nilai moral dari hidup kita.
Sudah barang tentu banyak lagi ahli
syair yang kenamaan dari dunia Islam, tetapi cukuplah beberapa saja
dikemukakan disini. Kebesaran-kebesaran mereka terbukti dari
kedudukan-kedudukan yang diberikan kepada mereka, misalnya Etika Omar
Khayyan adalah sejajar dengan etika dari
Kant dan Imam Al-Ghazali.
JAMAN KEKHALIFAHAN
Diposting oleh
perkembangan islam di indonesia
Rabu, 08 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar